Hai pemilik rindu , tahu kah kamu ? di sepertiga malam tadi , aku
menulis tentang rindu dan kamu . Merindu yang tak pernah bertepi . Pada
telaga yang sama , aku merindu karena kamu . Di telaga rindu , nama kita
terselip dengan angin dingin di sepertiga malam tadi . Menularkan rindu
tak bertepi , oh sungguh aku merindu . Mengantarkan aku merasuk dalam
sukmamu , mengehingkan segala kegundahan di ini hati . Oh pemilik rindu ,
tak mau kah kamu menengok segelintir hati yang sedang merindu ini ? Aku
, kamu dan keadaan kita , masih ada pada telaga yang sama . Mungkin
kelak aku harus beranjak dari telaga ini , karena tak selamanya aku
menahan perih pada telaga yang selalu kamu buat sama . Dengan rindu ,
perlahan aku mengerti dan sedikit memahami arti sebuah pengorbanan .
Mengorbankan rindu untuknya .
Seandainya kamu tahu , di sepertiga malam tadi aku benar-benar menulis
rindu untuk kamu .Kemudian kamu berhasil membuat aku gagu hingga membatu
pada rindu yang tak kunjung usai itu .Seandainya aku bukan rindu ,
seandainya aku tidak merindu , mungkin perih ini tidak akan pernah
membatu . Lantas , bagaimana jika ini bukan aku ? bukan aku yang merindu
. Apa kamu akan mengerti tentang rindu dan merindu ? jika ini bukan aku
, apa kamu akan merasakan rindu dan merindu ? Merindu yang lalu ,
tinggalkanlah aku tanpa rindu terjaga untuk hatiku . Andai rindu tak
memintaku bertahan disini , mungkin semua akan baik-baik saja . Tak
membatu dan tak ada ragu untuk rindu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar