Kamu tahu tidak?
Aku adalah pecundang yang tak pernah mampu melawan kenangan.
Dan ketika kini aku diminta melawan kenanganmu, semua yang terjadi selama aku tidak ada,
aku mengerucut seperti pengecut.
Seperti ingin bersandar tapi tak ingin memberi beban,
aku menghindarimu yang sedang mencoba kembali memenuhi angan-angan.
Seperti ingin merangkul tapi tak ingin bergantung,
aku berpura-pura tidak memerlukanmu yang sedang mencoba rupa-rupa cara untuk berpura-pura membutuhkanku.
Biarkan aku berpura-pura tidak memerlukanmu.
Biarkan aku berpura-pura baik-baik saja.
Biarkan aku berpura-pura tidak mencari kehadiranmu.
Karena aku memang tidak pernah benar-benar kehilangan kamu, separuh dari
dirimu hidup menjadi bagian dariku, menggerogoti hingga paru-paru.
Mencekik, dan menyesakkan.
Tapi tak apa, aku memang mencandu luka tentangmu. Karena jika tidak begitu, aku tidak akan menemukan kekuatan untuk menjauh.
Dan jika suatu saat nanti kamu memutuskan untuk pergi, lalu kembali hanya untuk pergi lagi,
lebih baik jangan pernah mencoba untuk mendatangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar