22.5.12

Percayalah , kedua bola mataku tidak menyimpan peluru untuk membunuhmu .

Sebelum pagi ini tiba , aku ingin menulis . Menyambut waktu yang tak pernah bisa aku kuasai . Aku tak mengenal waktu , tak tahu waktu itu siapa ? waktu itu apa ? waktu itu dimana ? waktu itu kapan ? waktu itu bagaimana ? Yang aku ketahui tentang waktu adalah kamu .  Dengan mengenalmu , aku seolah mengenal waktu . Pada sepotong hati yang sempat retak dan hancur , aku menyapamu di ujung tempat ini . Apa kamu pernah mengenal waktu ? atau bahkan pernah mendengar sedikit saja tentang waktu ? ku mohon ! jawablah ! apa kamu pernah mengenalnya ?

Kenapa hanya terdiam ? tatap mataku ! rasakan betapa aku ingin mengetahuinya . Apa kamu benar-benar enggan untuk menatap kedua bola mataku ? Mengapa kamu begitu ragu menatapku ? Pada kedua bola mata ini , aku tidak menyimpan apapun . Tidak menyimpan pedang atau peluru untuk membunuhmu . Percayalah ! Ini kedua bola mata yang tidak akan pernah menjebakmu .
Aku tahu , kamu mengenal waktu ! Aku tahu , kamu mengerti waktu ! Coba jelaskan kepadaku !
Mengapa masih ragu ? Mengapa bibirmu terkunci ? Apa bibirmu memang sudah tak bisa berkata sedikitpun kepadaku ?
Aku tak percaya , mengapa kamu terlalu enggan untuk bercerita ?
Ini aku , itu kamu . Aku percaya kita masih sama . Seperti kemarin kamu menatap kedua bola mataku dengan penuh bunga , seperti kemarin kamu bercerita kepadaku dengan penuh canda . 
Mengapa terasa hambar ? Ini aku , dan aku percaya itu kamu . 
Mengapa terasa berbeda ? ada apa ini ?
Ayolah , aku menunggumu mengenalkan aku kepada waktu . Menjelaskan kepadaku apa dan bagaimana sebenarnya waktu yang kamu ketahui . Aku mengenalmu , tapi aku tidak mengenal waktu . Kamu mengenalku dan kamu mengenal waktu . 
Sekali lagi , tatap kedua bola mataku . Katakan , jelaskan ! Aku menunggu , tak usah terburu-buru , perlahan , iya perlahan , tak perlu merasa ragu atau takut , sedikit saja , katakan , aku yakin kamu mampu mengejanya .


Kumohon , mulailah menatapku . Dan yakinlah untuk ceritakan itu . Dengan begitu , aku benar-benar tidak akan menyimpan peluru untuk membunuhmu pada kedua bola mataku . 
Sampai kapan kamu begini ? 
Sampai kapan aku harus katakan bahwa aku menunggu jawaban itu ?
Sampai kapan aku harus memaksamu menatap kedua bola mataku ?
Harus ku akui , kedua bola mata ini memang sempat memerah . Bahkan melelehkan air mata yang telah lama aku keringkan di dalamnya . Dan aku yakin kamu tahu alasannya .
Tapi percayalah  , kali ini aku akan mengeringkan air mataku . Hingga yang terjadi bukan seperti dulu .
Aku yakin , tak akan ada warna merah dalam kedua bola mataku .


Apa kamu benar-benar tak ingin menatapku ? Apa kamu benar-benar tak ingin menceritakannya kepadaku ?
Ini sakit , ini pedih , tapi ini takdir . Meskipun aku harus merasuk kedalam kekuatan yang tidak stabil , tetapi aku akan berusaha mengeringkan air mataku untuk mengingatmu .
Bahkan jika kamu mau , aku akan menunggu jawaban itu . Sampai kamu benar-benar berani menatap kedua bola mataku . LJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar