World ,
Coba tengok gambar disamping ini !
Perhatikan !
Kurasa , mereka untuk melewati setiap detik dalam hari yang mereka punya , jarang sekali mereka tersenyum .
Sebenarnya , mereka jarang tersenyum bukan karena enggan untuk tersenyum
. Mereka seolah lupa bahwa sebenarnya mereka punya waktu untuk
tersenyum walau hanya satu detik dari waktu yang mereka miliki . Hidup
dan Waktu seolah menuntut mereka untuk menghabiskan hidupnya dengan
bekerja keras .
Mereka lupa bagaimana caranya untuk tertawa karena dunia seolah begitu
keras untuk mereka . Bahkan sebagian dari mereka berfikir bahwa kematian
lebih baik untuk mereka dibandingkan kehidupan yang tidak pernah
memberikan sedetik pun untuk mereka tersenyum bahkan tertawa . Entah
alasan apalagi yang bisa menjawab mengapa mereka jarang sekali terlihat
tersenyum . Apa mereka lupa cara tersenyum? Atau karena mereka tak
pernah menerima
senyuman, makanya mereka tak tahu lagi bagaimana caranya tersenyum?
World , bagaimana jika sesekali kita tidak menghabiskan waktu di tempat-tempat
yang indah? Kenapa kita tak meluangkan waktu sejenak untuk memperhatikan
mereka? Jika tak mau atau tak mampu membantu mereka dengan materi,
tidak ada salahnya juga kita menghargai mereka dengan sebuah senyuman
ikhlas dari wajah kita. Bukankah mereka juga saudara kita?
Sebenarnya World , kita memiliki banyak waktu untuk memperhatikan kesederhanaan kehidupan mereka . Kita memiliki banyak waktu untuk sekedar peduli atas segala kesederhanaan kehidupan mereka . Kita memiliki banyak cara untuk membuat mereka tersenyum disaat mereka benar-benar tidak tahu bagaimana caranya tersenyum . Hanya saja , sebagian dari kita banyak yang lupa bagaimana caranya menjadi manusia yang sebenarnya . Bukankah manusia pada hakekatnya adalah Makhluk Sosial ? yang seharusnya saling membantu dan saling peduli terhadap keadaan manusia lainnya . Sebagian dari kita masih banyak yang enggan untuk menengok ke sekeliling kita . Disaat matahari menyengat bumi dan hujan deras mengguyur bumi , kita masih bisa berlari pulang menuju istana masing-masing untuk berlindung dari panas dan hujan . Tapi World , apa mereka bisa berlari menuju istana mereka ? jangankan untuk berlari , yang kita sebut sebagai istana saja mungkin mereka tidak punya . Mereka hanya mengandalkan kardus-kardus yang kita buang seenaknya untuk melindungi mereka dari padas dan hujan .World , tidak ada salahnya sesekali kita berjalan kaki sendirian di tengah keramaian sambil memperhatikan lingkungan kita. Cobalah luangkan waktu sedikit saja untuk itu. Jika tak dapat memberi pada mereka, paling tidak kita bisa sadar dan lebih memahami lagi hidup kita.
Sebenarnya World , kita memiliki banyak waktu untuk memperhatikan kesederhanaan kehidupan mereka . Kita memiliki banyak waktu untuk sekedar peduli atas segala kesederhanaan kehidupan mereka . Kita memiliki banyak cara untuk membuat mereka tersenyum disaat mereka benar-benar tidak tahu bagaimana caranya tersenyum . Hanya saja , sebagian dari kita banyak yang lupa bagaimana caranya menjadi manusia yang sebenarnya . Bukankah manusia pada hakekatnya adalah Makhluk Sosial ? yang seharusnya saling membantu dan saling peduli terhadap keadaan manusia lainnya . Sebagian dari kita masih banyak yang enggan untuk menengok ke sekeliling kita . Disaat matahari menyengat bumi dan hujan deras mengguyur bumi , kita masih bisa berlari pulang menuju istana masing-masing untuk berlindung dari panas dan hujan . Tapi World , apa mereka bisa berlari menuju istana mereka ? jangankan untuk berlari , yang kita sebut sebagai istana saja mungkin mereka tidak punya . Mereka hanya mengandalkan kardus-kardus yang kita buang seenaknya untuk melindungi mereka dari padas dan hujan .World , tidak ada salahnya sesekali kita berjalan kaki sendirian di tengah keramaian sambil memperhatikan lingkungan kita. Cobalah luangkan waktu sedikit saja untuk itu. Jika tak dapat memberi pada mereka, paling tidak kita bisa sadar dan lebih memahami lagi hidup kita.
Jika suatu ketika si miskin dengan pakaiannya yang tampak lusuh dan kotor terjatuh, maka si kaya tak akan menghiraukan karena mungkin bagi mereka tidak akan menimbulkan manfaat apa-apa bagi dirinya. Yang ada paling hanya akan mengotori pakaiannya, mungkin itulah yang ada di fikirannya. Tapi, si miskin masih tetap berbeda dengan si kaya. Ketika keadaan berbalik, maka si miskin akan tetap membantu. Si miskin begitu penghiba. Hati mereka begitu lembut, sehingga tak mampu membiarkan orang lain dalam kesusahan karena mereka tahu bagaimana rasanya kesusahan itu.
Ya Tuhan , mereka mungkin tak seberuntung manusia lainnya , tapi aku percaya dihadapanmu kita semua sama . Meskipun sebagian orang beranggapan mereka tak harus memiliki mimpi dan harapan , aku yakin mereka tak seperti itu . Mereka masih mampu berharap dan bermimpi . Semoga mereka tetap bahagia dengan harapan dan impiannya itu , semoga mereka tidak pernah lupa bagaimana caranya bersyukur meskipun harapan dan impiannya tidak selalu mereka wujudkan .
Ya Tuhan , aku percaya . Kau begitu menyayanginya . Semoga kita semua pun selalu menyayangi mereka , peduli dan mau memperhatikan mereka .
Ya Tuhan , Berikan hati yang lembut pada mereka. Jangan biarkan kerasnya perlakuan yang mereka dapat menjadikan hati mereka ikut keras. Tapi jadikan kekerasan yang mereka terima itu sebagai bahan untuk lebih membuat hati mereka jernih melihat segala sesuatu.
Ya Tuhan , Jangan biarkan rasa rendah diri melekat pada diri mereka akibat cemooh yang mereka terima. Tapi biarkan rasa rendah hati bersemayam pada diri mereka.
Aku memang tidak bisa melakukan apapun untuk mereka , aku hanya seorang anak yang masih bergantung kepada orang tua ku . Tapi aku tidak ingin membirakan manusia lain membuat mereka lupa bagaimana caranya tersenyum , tertawa dan menikmati hidup .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar